Rabu, 09 November 2011

Belajar Dari Kehidupan Hewan

Assalamu’alaikum…
Allah SWT  menciptakan berbagai makhluk hidup di alam raya ini, salah satunya adalah hewan. Hewan adalah salah satu makhluk hidup yang sangat dekat dengan kehidupan kita (manusia). Kita manusia, makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan Allah tentu tahu bahwa Hewan tidak mempunyai akal. Tapi dari ketidaksempurnaan itu, justru malah memberi kita hikmah tentang kehidupan yang kita jalani ini. Berikut ini adalah contoh-contoh hikmah yang bisa kita dapatkan dari kehidupan hewan.

1. Burung
Kita lihat burung tiap pagi keluar dari sarangnya untuk mencari makan.
Tidak terbayang sebelumnya kemana dan dimana ia harus mencari makanan yang diperlukan.
Karena itu kadangkala sore hari ia pulang dengan perut kenyang dan bisa membawa makanan buat keluarganya, tapi kadang makanan itu cuma cukup buat keluarganya, sementara ia harus menahan lapar. Bahkan seringkali ia pulang tanpa membawa apa-apa buat keluarganya sehingga ia dan keluarganya harus berpuasa.
Meskipun burung lebih sering mengalami kekurangan makanan, apalagi setelah lahannya banyak yang diambil manusia,
namun yang jelas kita tidak pernah melihat ada burung yang berusaha untuk bunuh diri.
Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menukik membenturkan kepalanya ke batu.
Kita tidak pernah melihat ada burung yang memilih meminum racun untuk mengakhiri penderitaannya.
Kita lihat burung tetap optimis akan rizki yang dijanjikan Allah.
Kita lihat, walaupun kelaparan, tiap pagi ia tetap berkicau dengan merdunya.
Kita juga melihat bahwa burung pun memiliki tanggung jawab pada keluarganya.
Kalau kita bandingkan dengan burung, sarana yang dimiliki manusia untuk mencari nafkah jauh lebih canggih. Tetapi kenapa manusia yang dibekali banyak kelebihan ini seringkali kalah dari burung ?
Kita seolah tidak mampu meghadapi masalah Banyak manusia yang mencoba lari dari masalah mereka.
Banyak dari mereka yang lupa akan tanggung jawab pada diri sendiri maupu bagi keluarga.
Mengapa manusia banyak yang putus asa dan bahkan ingin mengakhiri hidup agar terhindar dari masalah ?
2. Anjing
Islam memang mengharamkan hewan yang satu ini. Tapi walaupun begitu, anjing memiliki sifat yang mungkin tidak dimiliki oleh kita semua sebagai makhluk yang sempurna. Anjing adalah hewan yang paling setia kepada majikannya. Bahkan dalam kisah ashabul kahfi, yang menjaga pemuda-pemuda muslim saat tidur didalam gua selama 309 tahun adalah anjing. Dia rela menjaga majikan-majikannya sampai akhir hayatnya. Subhanallah…!
3. Semut
Banyak pelajaran dan hikmah yang bisa kita ambil dari kehidupan semut. Tentu saja yang tampak dari keistimewaanya adalah kebiasaan gotong royong dalam kehidupannya. Kepeduliannya terhadap sesama semut untuk saling membantu menjadi ciri khas yang bisa kita tiru. Sebesar dan seberat apapun pekerjaan yang dihadapi, semut-semut itu dapat menuntaskannya dengan kebersamaan dan kerja sama (team-work) yang baik.
Satu hal lagi yang bisa kita contoh dari perilaku kehidupan semut, yaitu bagaimana mereka rajin menabung. Dalam hal ini adalah mengumpulkan cadangan makanan untuk komunitasnya. Keberadaan mereka di dunia ini tidak menjadi beban bagi mahluk lainnya. Bahkan, kebiasaan para semut ini menabung makanan justru memberi efek manfaat bagi alam. Ternyata, kumpulan makanan yang mereka timbun dapat menyuburkan dan menggemburkan tanah disekitarnya.
4. Lebah
Lebah adalah sejenis serangga yang hidup berkelompok dalam sebuah tempat atau koloni. Biasanya, kita dapat menjumpainya di daerah yang cenderung jauh dari pemukiman penduduk dan berada di tempat-tempat yang tinggi.
Dalam kelompoknya, lebah terbagi menjadi :
► Lebah Ratu yang berperan sebagai penghasil keturunan,
► Lebah Pekerja yang tugasnya mencari makanan, dan
► Lebah Tentara atau Penjaga yang bertugas untuk menjaga keamanan sekitar sarang tempat tinggal koloninya.
Setiap peran dijalani dengan penuh tanggung jawab.
Sang Ratu merelakan dirinya bertambah gemuk dan gemuk, serta setia untuk menghasilkan telur-telur bakal generasi lebah yang baru.
Sementara itu, lebah penjaga yang sekaligus juga sebagai pengasuh, dengan setia menjaga sekitar sarangnya. Apabila ada pengganggu mendekat, dengan sigap dia akan mempertahankan daerah teritorialnya. Jika perlu, lebah penjaga siap mengorbankan dirinya. Seekor lebah apabila menyengat musuhnya, kait penyengatnya akan tertinggal di dalam tubuh musuhnya. Dan biasanya lebah tersebut akan mati. Sebagian lagi dari lebah penjaga sibuk mengasuh bayi-bayi lebah mungil serta membangun sarangnya agar kokoh.
Sementara Lebah Pekerja sibuk berkeliaran mencari nektar bunga untuk dibawa pulang ke sarang sebagai suplay persediaan makanan koloninya. Tidak hanya sekadar banyaknya makanan yang ia kumpulkan, tapi ia pun sangat selektif dalam memilih makanannya. Yang ia hisap hanyalah nektar bunga tertentu saja.
Ada sebuah pelajaran berharga dari kebiasaan lebah saat ia menghisap nektar dari bunga. Ternyata, setiap kali ia mendatangi bunga untuk menghisap nektarnya, kaki-kaki mungilnya ikut menyebarkan serbuk sari. Saat hal ini terjadi, sesungguhnya ia sedang membantu proses penyerbukan bunga menjadi buah. Jadi, selain mendapatkan nektar dari bunga, iapun memberikan keuntungan terhadap tumbuh kembang bunga tersebut menjadi buah. Dengan demikian, dalam proses tersebut telah terjadi sebuah peristiwa yang saling membutuhkan keuntungan dan kepuasan bagi kedua pihak {win-win}.
Apabila yang dilakukan oleh lebah kita tiru, sesuatu yang hebat akan terjadi. Kondisi alam yang saat ini dinilai telah mengalami banyak kerusakan, sedikit demi sedikit akan berangsur membaik. Kebiasaan mengeksploitasi kekayaan alam dan  sesama manusia tidak lagi terjadi. Kita tidak lagi menjadi otak dibalik gundulnya pegunungan, terbakarnya hutan, dan mengeringnya bumi karena kita sebagai manusia yang berakal mampu menebarkan manfaat seluas-luasnya seperti lebah. Kehadiran kita didunia ini benar-benar menghadirkan karunia bagi alam semesta (rahmatan lil alamin).
Semestinya kita semakin merunduk karena rasa malu yang semakin berat setelah tahu bahwa lebah yang kecil mungil itu ternyata jauh lebih cerdas kehidupannya. Maha- Karya yang dihasilkannya berupa madu tidak hanya berguna untuk kaumnya, saja tapi juga untuk seluruh mahluk hidup, termasuk manusia. Kitab suci telah menjelaskan tentang madu yang keluar dari perut lebah bahwa sesungguhnya didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan manusia. Ini adalah sebuah jaminan langsung dari Pencipta.
Itulah beberapa hewan yang bisa memberi kita pelajaran lewat kebiasaan hidup mereka. Sebenarnya masih banyak hikmah yang dapat kita petik dari kehidupan hewan yang tidak mempunyai akal itu hanya kitanya saja yang tidak memperhatikan.

Pesona Alam Taman Nasional Komodo

Eko Huda S
VIVAnews - Komodo berhasil menjadi sepuluh besar finalis tujuh keajaiban dunia yang diselenggarakan oleh Yayasan New7Wonders. Para pemenang akan diumumkan 11 November 2011. Dan Taman Nasional Komodo berpeluang masuk tujuh keajaiban dunia itu.
Taman Nasional Komodo, sesungguhnya bukan cuma soal kadal raksasa yang namanya sudah mendunia itu. Tapi juga menyimpan pesona alam yang memikat begitu banyak pelancong datang ke sana. Taman Nasional ini memiliki tiga pulau utama, yaitu Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar. Di luar tiga pulau utama itu, bertebaran pula pulau-pulau kecil dengan pasir putih yang mempesona.
Hewan raksasa yang langka, kekayaan bawah laut yang menawan membuat UNESCO menjadikan Taman Nasional Komodo sebagai salah satu Situs Warisan Dunia pada tahun 1991.
Taman Nasional Komodo itu terletak di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Kecamatan Komodo meliputi semua pulau-pulau di sekitar Pulau Komodo dan wilayah di pesisir barat Pulau Flores. Ibukota kecamatan ini adalah Labuan Bajo, yang juga menjadi ibukota Manggarai Barat.
Air laut yang jernih memancing para turis snorkling di kawasan ini. Wisatawan yang menyukai trekking juga dapat menikmati pemandangan indah Teluk Loh Buaya dari atas bukit dan keindahan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Selain menjadi tempat hidup Komodo yang sudah langka, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam. Di sana juga bertumbuh kayu Sepang yang oleh warga sekitar digunakan sebagi obat dan bahan pewarna pakaian. Pohon ini juga tumbuh subur di wilayah barat Pulau Flores. Ada juga  pohon nitak atau sterculia oblongata yang diyakini berguna sebagai obat dan bijinya gurih seperti kacang polong.
Lihat foto pesona Taman Nasional Komodo di sini.
• VIVAnews
Rating






Komentar
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
Kirim Komentar
   

Kebun Binatang Gembira Loka Capai Target Sejuta Pengujung

YOGYAKARTA, (PRLM).- Kebun binatang Gembira Loka Yogyakarta mampu memenuhi target menggaet sejuta pengunjung tahun ini. Target tersebut tercapai hanya dalam waktu 10 bulan lima hari. Capaian ini sangat prestisius di tengah banyak kebun binatang merana, hewannya mati, tidak terurus dan minim pengunjung.
Direktur Utama PT Buana Alam Tirta (Manajemen Gembira Loka Zoo), KMT A. Tirtodiprojo, Senin (7/11), mengatakan, pengunjung satu juta dicapai pada Sabtu (5/11) pukul 8.30 WIB. Winardi (49) asal asal Kendal, Jateng menjadi tercatat sebagai pengunjung ke satu juta.
Winardi mengaku tidak mengerti ada pencatatan pengunjung sehingga terkejut ketika disambut oleh direksi dan karyawan serta mendapat hadian televisi dari pengelola kebun binatang tersebut.
Kebun binatang Gembira Loka terletak di bagian timur Kota Yogyakarta, dirintis atas gagasan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada 1933 dan direalisasikan pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Pada awalnya, nama kebun binatang tersebut Kebun Rojo (Kebun Raja). Perancang lokasi kebun, Ir. Karsten, arsitek Belanda. Pelaksanaan pembangunan macet akibat Perang Dunia II dan mulai dirintis lagi pada 1949. Sekitar 1953, pembangunan kebun binatang terealisasi, dikelola oleh Yayasan Gembira Loka yang dipimpin Sri Paduka KGPAA Paku Alam VIII. Koleksi binatang mulai lengkap pada 1978. Pengunjung bisa mencapai 1,5 juta
orang dalam setahun.
Saat ini, kebun binatang tersebut tidak hanya memajang koleksi binatang-binatang. Manajemen mengembangkan lokasi kebun binatang sebagai arena bermain anak-anak maupun keluarga, dengan menyediakan anake permainan di atas air maupun wisata fotografi terutama pada jadwal petugas memberi makan ke binatang. (A-84/A-147)***

Koleksi Kebun Binatang Surabaya Terus Berkurang  

Kebun Binatang Surabaya. TEMPO/Fully Syafi

Berita terkait


<a href='http://openx2.tempointeraktif.com/www/delivery/ck.php?n=a6f00733&cb=' target='_blank'><img src='http://openx2.tempointeraktif.com/www/delivery/avw.php?zoneid=400&cb=&n=a6f00733' border='0' alt='' /></a>
TEMPO Interaktif, Surabaya - Koleksi satwa di Kebun Binatang Surabaya (KBS) kembali berkurang. Kali ini giliran babi rusa (baby rousa babirussa) diketahui tewas ketika menjalani proses karantina penyembuhan di ruang karantina Rumah Sakit Hewan KBS.

Humas KBS, Agus Supangkat, mengatakan kematian babi rusa asal Sulawesi ini sudah bisa diprediksi sebelumnya. Apalagi, usianya memang sudah mencapai 25 tahun. "Babi rusa itu usia maksimal memang 20 tahunan, jadi mati karena faktor usia," kata Agus, Selasa, 25 Oktober 2011.

Sebelum tewas, tim dokter dari Rumah Sakit Hewan KBS sudah sepekan ini mengkarantina dan berikan pengobatan terhadap hewan yang sakit-sakitan karena faktor usia tersebut. Pagi tadi, tim dokter menemukan babi rusa tersebut sudah tewas di ruang karantina. Dengan tewasnya seekor babi rusa, koleksi hewan ini di KBS saat ini tinggal 36 ekor.

Sebelumnya, Ahad, 23 Oktober kemarin, komodo koleksi KBS juga ditemukan tewas. Semula, komodo dikira tewas karena berkelahi dengan sesama komodo di kandangnya. Tapi hari ini, dokter hewan KBS memastikan matinya komodo akibat gangguan pada indung telur.

Selain komodo, pada awal Oktober lalu setidaknya juga terdapat piton, buaya muara, serta kambing gunung koleksi KBS yang juga tewas. Bahkan, saat ini, setidaknya terdapat 50 satwa sedang menjalani karantina karena menderita berbagai penyakit.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur, M Lutfi, menyayangkan banyaknya satwa yang mati di KBS. "Saat ini belum ada komunikasi yang baik di antara pengelola KBS," kata Lutfi.

Pemerintah Kota Surabaya, menurut Lutfi, harusnya segera mengambil alih pengelolaan Kebun Binatang andalan Surabaya itu. Untuk ini, BKSDA sudah berkirim surat kepada Wali Kota Surabaya. Hanya surat tersebut belum berbalas.

Dengan kondisi yang tanpa investor, Lutfi mengakui, akan sulit bagi KBS untuk merawat seluruh koleksi yang ada. Apalagi kondisi kandang juga sudah memprihatinkan. BKSDA sendiri siap untuk mengawal jika sewaktu-waktu diperlukan proses pemindahan satwa ke tempat lain di luar KBS.

Sekedar diketahui, pascakonflik dualisme kepemilikan KBS, saat ini pengelola KBS memang tidak jelas. Di satu sisi, Pemerintah Kota Surabaya, Pemerintah Jawa Timur, dan Kementerian Kehutanan sebagai penanggung jawab ternyata tak serius mengurus KBS.

Pemerintah Kota Surabaya sebagai pemilik lahan selalu melempar tanggung jawab kepada Kementerian Kehutanan. Di satu sisi, Kementerian Kehutanan sendiri mendesak Pemerintah Kota Surabaya serius mengurus KBS.

FATKHURROHMAN TAUFIQ

Kera Kebun Binatang Surabaya Dikabarkan Tewas

Nurul Arifin - Okezone
Jum'at, 28 Oktober 2011 19:41 wib
 1  22 0
ilustrasi monyet (Foto: Ist)
ilustrasi monyet (Foto: Ist)
SURABAYA - Setelah kematian Komodo Dragon dan Babi Rusa beberapa hari yang lalu, kali ini beredar kabar dua ekor kera di Kebun Binatang Surabaya (KBS) tewas.

Dua kera itu adalah jenis Jacky-Jacky dan Ungko. Keduanya tewas diperkirakan tewas pada Kamis 27 Oktober sore. Sayangnya, bangkai kera itu langsung dibakar di tempat kremasi yang berada di belakang ruang karantina.

Informasi yang berhasil dihimpun okezone di KBS menyebutkan, dua kera itu sebelumnya memang sakit dan sedang dikarantina.

"Nggak tahu kapan masuk karantina, tapi dua kera itu kemarin sore tewas dan bangkainya sudah dibakar di ruang kremasi," kata sumber itu yang mewanti-wanti namanya jangan disebutkan, Jumat (28/10/2011).

Dia juga menyebut, KBS ini ada dua jenis kera Jacky-Jacky yakni Jambul dan Biasa. Sedangkan yang tewas adalah jenis Jacky-Jacky yang biasa.

"Kalau Ungko saya tidak tahu warnanya apa tapi di sini (KBS) jenis kera Ungko memiliki beraneka warna," ujarnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, kera yang masuk karantina karena mengidap penyakit. Namun di ruangan karantina itu malah membuat kera ini semakin parah. Sebab tidak bisa menikmati sinar matahari secara langsung. Bahkan, juga terjangkit Otopis atau pengecilan urat saraf. Sehingga, baik lengan maupun kaki terlihat mengecil karena jarang digerakkan.

"Tapi kadang juga karena kandang penuh lalu dimasukkan ke ruang karantina ini. Nah itu bisa fatal," kata wanita yang mengaku bekerja di KBS ini sudah 11 tahun itu.

Dia juga mengaku telah mengecek ke sejumlah bagian terkait kematian dua kera itu. "Sudah saya cek ke Bagian Recording (Pendataan), Karantina dan Taxidermi (Pengawetan) menyatakan betul ada dua kera yang mati kemarin sore," tandasnya.

Sementara itu Dr Jassi, Dokter Lapangan di KBS membantah jika ada satwanya yang tewas pada hari itu. "Tidak benar itu (kabar tewasnya dua kera di KBS). Saya pastikan tidak ada kera yang tewas," singkat Jassi ketika dihubungi.

Senada juga dikatakan oleh Heru Raharjo, Sekretaris Tim Pengelola Sementara (TPS) KBS. Namun dia mengakui memang ada beberapa Satwa yang dikarantina itu. "Memang ada yang dikarantina tapi kalau tewas tidak ada," cetusnya Heru ketika dihubungi terpisah.

(kem)

Terumbu Karang Mendukung Lebih Banyak Kehidupan



Kompas/Lasti Kurnia
KOMPAS.com — Tim peneliti dari Smithsonian dalam publikasinya di jurnal PLoS ONE Oktober 2011 menyatakan bahwa terumbu karang mendukung lebih banyak kehidupan dari yang diperkirakan.
Pernyataan itu ditulis setelah ilmuwan melakukan survei DNA barcoding crustacea yang hidup di karang mati wilayah Samudra Hindia, Pasifik, dan Laut Karibia.
DNA barcoding adalah suatu metode dalam taksonomi yang memungkinkan ilmuwan mengidentifikasi spesies makhluk hidup dengan menganalisa bagian DNA tertentu disebut genetic marker. Crustacea adalah jenis hewan yang memiliki kaki beruas-ruas dan hidup di air, di antaranya udang, lobster, dan kepiting.
Berdasarkan hasil riset, seperti dikutip EurekAlert, Rabu (2/11/2011), Nancy Knowlton dari Smithsonian National Museum of Natural History mengatakan, "Begitu banyaknya keragaman di tempat yang kecil, terbatas, menunjukkan bahwa keragaman crustacea kurang terdeteksi dan di-underestimate. Kami temukan kepiting di karang seluas 6,3 meter persegi sebanyak yang kami bisa temukan di seluruh laut Eropa."
Sejumlah spesies crustacea ditemukan pada kedalaman 8-12 meter di lima lokasi berbeda. Pada dua wilayah di mana memindahkan karang dilarang, ilmuwan menganalisa keragaman pada obyek yang ditinggalkan manusia di laut selama setahun.
Ditemukan bahwa dalam area 6,3 meter persegi ada 525 spesies crustacea yang bernaung. Crustacea yang diambil hanya yang berukuran 0,5-5 cm. Analisa hanya dilakukan pada karang yang mati sebab karang hidup biasanya menghindari dirinya dinaungi oleh hewan invertebrata.
Pemilihan kedalaman sendiri dilakukan karena adanya keterbatasan. Di samping itu, pada kedalaman yang ditentukan, telah banyak spesies yang ditemukan. Estimasi saat ini, keragaman spesies di terumbu karang mencapai 600.000-9 juta spesies.
Ilmuwan memperkirakan bahwa sebenarnya spesies yang hidup di ekosistem terumbu karang lebih dari itu. Jumlah eksaknya belum bisa ditentukan saat ini. Saat ini, ilmuwan tengah melakukan survei pada 50 lokasi untuk menghitung biodiversitas di terumbu karang.
Terumbu Karang Terancam Punah dalam 30 Tahun
| Tri Wahono | Rabu, 14 September 2011 | 16:21 WIB
|
Terumbu Karang Terancam Punah dalam 30 Tahun
KOMPAS/LASTI KURNIA
KOMPAS.com - Perubahan iklim, penyebaran zat kimia berbahaya di laut yang disertai oleh penangkapan ikan berlebih, pembangunan di kawasan pesisir pantai, dan juga polusi, akan menghancurkan terumbu karang setidaknya dalam waktu 30 tahun ke depan.
Sebagai gambaran, bleaching, atau kasus memutihnya terumbu karang dari aslinya yang berwarna warni cerah akibat perubahan iklim yang terjadi di Samudera India pada tahun 1998 lalu telah menghancurkan 16 persen terumbu karang dunia dalam waktu beberapa pekan saja.
"Kita telah menghapus banyak spesies dalam beberapa tahun belakangan. Namun kali ini, untuk pertama kalinya kita akan benar-benar mengeliminasi seluruh ekosistem," sebut Peter Sale, ekolog kelautan dari United Nations University dalam bukunya Our Dying Planet: An Ecologist’s View of the Crisis We Face yang baru dipublikasikan.
Meski hanya menguasai luas sebesar 0,1 persen dari seluruh kawasan samudera, namun terumbu karang merupakan bagian yang sangat penting karena keanekaragaman mereka yang sangat luar biasa, jauh lebih kaya dibandingkan dengan keanekaragaman makhluk hidup di hutan hujan.
Sayangnya, terumbu karang juga sangat ringkih, dan sedikit pun perubahan yang terjadi di samudera akan menyebabkan ganggang yang merupakan makanan karang tersebut menjadi musnah. Dan meski ada mikroorganisme karang kecil yang mampu bertahan akibat kehancuran total terumbu karang, hilangnya terumbu karang seringkali menjadi sinyal akan timbulnya kejadian pemusnahan massal.
"Hilangnya spesies yang saat ini terjadi dalam berbagai sisi sama dengan kejadian pemusnahan massal yang terjadi di masa lalu,” ucap Sale. (National Geographic Indonesia/Abiyu Pradipa)




Penyelundupan Trenggiling, Negara Rugi Rp 38,5 Miliar

Metro Banjar/Donny Sophandi Trenggiling beku
KOMPAS.com - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mencatat, negara setidaknya dirugikan sekitar Rp38,45 miliar karena penyelundupan trenggiling. Hal ini dikatakan Raffles Panjaitan, Direktur Penyidikan dan Pengamatan Hutan Kemenhut, dalam lokakarya "Pemberantasan Penyelundupan Trenggiling" di Jakarta, Senin (17/10/2011).
"Trenggiling itu binatang langka, sehingga tidak ada permitnya. Semua bentuk perdagangan trenggiling itu ilegal," kata Raffles. Menurut data Kemenhut, selama 5 tahun terakhir terjadi sebanyak 587 kasus, 35 di antaranya kasus penyelundupan trenggiling di beberapa propinsi seperti Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Lampung dan Jakarta. "Total trenggiling yang diselundupkan mencapai 7.136 ekor atau setara dengan 37.140 kg daging dan 514,6 kg sisik," sambung Raffles.
Untuk tahun 2011 sendiri, per Oktober sudah ada 5 kasus penyelundupan di Cengkareng, Tanjung Priuk, dan Belawan. Negara diperkirakan rugi sampai Rp15,3 miliar. Tiga kasus itu sedang disidik dan dua di antaranya sudah masuk proses hukum. Dikatakan, trenggiling diburu untuk dimanfaatkan daging, sisik, empedu, dan hatinya.
Menurut kepercayaan masyarakat Cina, daging dan bagian tubuh tersebut dipercaya berkhasiat sebagai obat tradisional. Sementara itu, sisik trenggiling bisa dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik, sapu ijuk dan narkotika. Di pasar lokal, harga trenggiling berkisar Rp300-Rp400 ribu untuk berat 5-7 kg per ekor. Kemudian untuk sisik trenggiling bisa mencapai Rp 400 ribu per kg.
"Sedangkan di pasaran internasional, harga daging trenggiling mencapai 112 dolar AS per kg dan sisik trenggiling mencapai 400 dolar per kg," katanya.
Penyelundupan trenggiling umumnya dilakukan dengan menyalahgunakan dokumen dan mencampur daging trenggiling dalam peti kemas ikan. Trenggiling diketahui banyak diselundupkan ke China, Singapura, Thailand, Vietnam, Malaysia dan Laos. Jalur penyelundupan trenggiling, kata Raffles, paling sering lewat jalur laut (Kep Riau, Tembilahan, Batam ke Singapura, Malaysia) dan beberapa lewat jalur udara (Medan, Jakarta, Denpasar, Surabaya, dan Makassar).
"Lewat udara agak sulit karena penjagaan ketat, paling hanya perbatasan Kalimantan dan Malaysia," katanya.
Untuk mencegah penyelundupan hewan ini, Kemenhut akan memutus koneksi antara pengumpul dan pemodal. Namun di sisi lain, pintu ke luar negeri di bandara juga harus dijaga karena pengekspor suka membuat dokumen palsu. "Kami akan meningkatkan pengawasan dengan bea cukai karena saat membuka segel ada aturannya," katanya.
Pelaku memperoleh hewan itu dengan mengimingi masyarakat uang jika bisa menangkap trenggiling hidup. "Kalau diimingi uang Rp 200 ribu per ekor saja, mereka sudah tergiur karena mereka tidak tahu kalau trenggiling itu dilindungi," katanya.
Menurut Raffles, pelaku penyelundupan hewan diancam dengan pasal 21 ayat 2 UU No.5 tahun 1990 yang menyebutkan tiap orang dilarang untuk menangkap, melukai, membunuh, dan memperdagangkan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup atau mati dengan ancaman pidana kurungan 5 tahun dan denda Rp100 juta. Trenggiling merupakan jenis mamalia yang masuk dalam jenis satwa liar yang dilindungi di Indonesia. Binatang ini hidup di hutan hujan tropis dataran rendah. Makanannya adalah serangga seperti rayap dan semut. Daerah habitat penyebaran trenggiling, antara lain di Riau, Kalimantan, dan Jawa.
Sumber :

Ternyata Betul! Torpedo Kambing Tingkatkan Gairah Seks


Jakarta - Berbahagialah laki-laki yang kebagian torpedo kambing, para dokter membenarkan bahwa bagian ini bisa meningkatkan gairah seks. Tapi awas jangan berlebihan, sebab kandungan kolesterolnya juga bisa mengancam jantung dan pembuluh darah.

Torpedo atau penis kambing diketahui mengandung testosteron, yang di dalam tubuh manusia disebut hormon laki-laki dan diyakini paling berperan dalam memelihara fungsi seksual. Salah satu fungsinya adalah membangkitkan libido alias gairah seksual.

Hal itu dibenarkan oleh pakar hidup sehat dari Perpasti (Perkumpulan Praktisi Awet Sehat Indonesia), dr Phaidon L Toruan, MM. Meski demikian, ia berpesan agar para laki-laki tidak terlalu menggantungkan harapan pada torpedo kambing karena tetap ada sisi negatifnya.

"Di dalam tubuh, testosteron juga akan dipecah jadi kolesterol. Kalau berlebihan, efeknya malah bisa menyumbat pembuluh darah. Maunya bergairah, salah-salah justru sakit jantung nantinya," ungkap dr Phaidon saat dihubungi detikHealth, Minggu (6/11/2011).

Pendapat senada juga disampaikan oleh praktisi klinis dari Universitas Indonesia, Dr H Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH. Menurutnya tidak salah jika torpedo kambing dikatakan bisa meningkatkan gairah seks, karena mengandung protein arginin yang bisa meningkatkan senyawa nitro oksida (NO).

Pada alat kelamin laki-laki, senyawa ini sangat dibutuhkan dalam proses ereksi. Beberapa obat untuk mengatasi disfungsi ereksi juga bekerja dengan meningkatkan kadar NO di penis sehingga pembuluh darah melebar dan ereksi bisa berlangsung lebih lama.

"Bahwa torpedo kambing ada manfaatnya bagi fungsi seksual laki-laki, itu benar karena memang ada kandungan protein yang disebut arginin. Tapi memang tidak sehebat yang dibayangkan, saya pikir itu karena terlalu di-blow up saja," ungkap Dr Ari.

Sayangnya pakar seksologi dari Universitas Udayana, Prof Dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS agak berbeda sependapat. Menurutnya, arginin tidak hanya terdapat di dalam torpedo kambing tetapi juga bisa ditemukan di setiap bagian tubuh manusia.

"Apakah di torpedo juga banyak arginin, tentu diperlukan penelitian. Tapi andaikata benar, tidak berarti dengan langsung memakan torpedo pasti bermanfaat. Yang pasti, torpedo hanya mitos belaka," tegas Prof Wimpie melalui SMS yang dikirim untuk detikHealth.

Jika ditarik kesimpulan, maka para laki-laki boleh meyakini bahwa secara teori penis atau torpedo kambing bisa meningkatkan gairah seks. Namun jika secara ilmiah belum ada bukti kuat untuk mendukungnya, maka sebaiknya memang jangan berharap terlalu banyak.

Kalaupun ada laki-laki yang sangat membutuhkan pendongkrak gairah saat bercinta, dr Phaidon menyarankan untuk mengonsumsi jinten hitam (Nigella sativa Linn.). Menurutnya jinten hitam lebih aman dibanding torpedo kambing karena tidak mengandung kolesterol.
Daging kambing bisa diolah menjadi hidangan yang lezat, selain disate atau dibuat sup. Olahan daging kambing khas Kalimantan membuat jenis makanan ini tidak lagi monoton untuk dihidangkan.


Mungkin di antara Anda ada yang menyukai olahan daging kambing. Sate dan sup kambing misalnya, merupakan olahan daging kambing yang paling populer. Hidangan tersebut diminati banyak orang lantaran mudah ditemukan, bahkan di warung pinggir jalan. Momen Idul Adha yang baru saja berlangsung juga dirayakan dengan membuat hidangan berbahan dasar daging kambing.

Mengolah daging kambing boleh dibilang gampang-gampang susah. Apalagi daging ini memiliki ciri bau yang khas sehingga jika tidak diolah secara benar malah akan merusak selera makan. Pantas saja daging kambing terbilang jarang diolah sendiri di dalam rumah tangga. Nah, edisi Dapur Hypermart kali ini akan membahas lebih jauh tentang aneka olahan daging kambing dari daerah Kalimantan.Tahukah Anda bahwa daging kambing bisa diolah menjadi semur? Ya, itulah menu kebanggaan masyarakat Pontianak, Kalimantan Barat.

Semur kambing ini dihidangkan bersama roti cane, biasanya disajikan dalam berbagai acara keluarga.Meski menggunakan kecap manis,namun semur ini berbeda dengan semur dari daerah lain. “Semur pontianak lebih kaya rempah.Bumbu yang digunakan seperti jinten, pekak, kayu manis, pala, ketumbar,kemiri,adas,dan cengkih. Daging yang digunakan pun daging kambing. Rempah-rempah yang digunakan dalam pembuatannya, selain menimbulkan rasa, juga untuk mengusir bau prengus,” kata Widy Ch Singodimejo selaku executive chef Restoran Rumpun Bambu saat ditanya SINDO.

Sementara itu, membuat semur pontianak sama saja dengan mengolah semur pada umumnya. Untuk rasa yang maksimal, sebaiknya air dimasukkan secara bertahap agar bumbu meresap lebih sempurna.Air boleh ditambahkan sedikit demi sedikit jika daging belum empuk. Dikatakan Widy,semur sebenarnya telah menjelma menjadi makanan universal. Sebab, di beberapa daerah hampir bisa dipastikan terdapat olahan semur khas masingmasing.

Salah satu warisan kuliner Nusantara ini memang mencerminkan kekayaan khazanah kuliner Indonesia. Tidak hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga daya pikat wisatawan yang sejak lama mengenal Indonesia sebagai salah satu negara dengan kekayaan kuliner yang beragam. “Kalau ditarik sejarahnya, semur sebenarnya mendapat pengaruh dari kebudayaan India dan Timur Tengah,terlihat dari penggunaan rempah-rempahnya.

Sebenarnya masakan Indonesia selain mendapatkan pengaruh dari kedua negara tersebut, juga terpengaruh masakan China,” tutur pria yang sudah tahunan menjadi chef di berbagai hotel dan restoran kenamaan itu. Orang India dan Timur Tengah memang kerap menambahkan berbagai rempah ke dalam masakan. Rempah tersebut berguna sebagai penghangat badan ketika mereka berjalan jauh. “Mereka berlayar ribuan kilometer dari negara asal ke Indonesia. Makanya, makanan berempah bisa menjadikan tubuh lebih hangat,”kata Widy.

Bukti lain pengaruh budaya Timur Tengah dan India bisa terlihat dari kehadiran nasi samin yang cukup terkenal di Kalimantan,khususnya Kalimantan Selatan.Nasi samin memang telah lama dikenal di Tanah Air. Nasi dengan campuran minyak samin ini digemari semua kalangan karena cita rasanya yang gurih dan lezat. Timur Tengah adalah asal hidangan ini, namun seiring berimigrasinya keturunan Timur Tengah ke Indonesia sejak ratusan tahun lalu, makanan khas mereka akhirnya turut memperkaya khazanah menu Nusantara.

Hidangan ini kemudian diadopsi menjadi makanan khas daerah bersangkutan. Masyarakat Banjarmasin sudah sangat akrab dengan nasi samin. Santapan ini biasanya dihidangkan saat acara keagamaan, seperti aqiqah dan tasmiyah atau pernikahan. Bisa pula disajikan sebagai menu buka puasa di beberapa masjid dan musala. Juga pada peringatan hari besar Islam lain,seperti Maulid dan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW.

Untuk menikmatinya, nasi ini biasa disantap dengan kari/daging kambing, acar nanas, acar mentimun, dan sambal daging.Untuk memasak nasi ini digunakan dua jenis bumbu yang dipadukan, yakni racikan bumbu kering dan bumbu basah. Ada pula sajian nasi kambing yang tidak jauh berbeda dengan nasi samin.Hanya, dalam hidangan ini ditambahkan kismis.Adapun kari kambing,bumbu dasarnya ketumbar, kunyit,laos,serai,jinten,kelapa goreng, kemiri, cabai merah, ditambah bawang putih dan bawang merah.

Menurut Widy,Kota Banjarmasin memang dominan pengaruh Islam yang bisa terlihat dari kehadiran nasi samin ini. Untuk menikmati nasi samin tidak perlu datang jauh-jauh ke Banjarmasin.Pasti hidangan ini bisa ditemukan di kota Anda. Namun, tidak ada salahnya Anda mencoba membuat sendiri bagi keluarga, termasuk semur daging kambing khas Pontianak. sri noviarni



 
 

Burung Elang Bondol & Bubut Jawa Tersingkir dari Jakarta

<a href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a59ecd1b&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=24&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=a59ecd1b' border='0' alt='' /></a>


Dok Burung Indonesia
Jakarta - Sadarkah masyarakat Jakarta, alam di ibukota sudah kehilangan dua jenis burung? Burung Elang Bondol (Haliastur Indus) yang menjadi maskot dan Bubut Jawa (Centropus nigrorufus) telah tersingkir dari ibukota.

Demikian disampaikan Bird Conservation Officer dari LSM Burung Indonesia, Dwi Mulyawati dalam rilis kepada detikcom, Kamis (3/11/2011). Hal ini terkait peringatan Hari Cinta dan Puspa Satwa Nasional (HCPSN) pada 5 November mendatang.

Menurut Dwi, tersingkirnya dua burung langka itu diakibatkan padatnya penduduk perkotaan, banjir, polusi udara, hingga berkurangnya ruang terbuka hijau tinggal 9,8 persen dari total wilayah Jakarta. Padahal burung membutuhkan pepohonan sebagai tempat mencari makan dan bersarang.

"Elang bondol merupakan burung gagah yang telah tersingkir dari kehidupan belantara beton Jakarta," ungkap Dwi Mulyawati.

Menurut Dwi, Elang Bondol adalah maskot DKI Jakarta yang ditetapkan melalui Keputusan Gubernur No 1796/1989. Burung ini pindah karena makanan favoritnya berupa ikan yang berada di perairan bersih sudah tidak tersedia lagi di Jakarta.

"Begitu pula keberadaan sungai, kanal, atau danau yang belum tercemar dan ketersediaan pakan seperti ikan dan udang yang berlimpah, tidak ada lagi," kata dia.

Walaupun termasuk satwa dilindungi berdasarkan PP No 7/1999, Elang Bondol senantiasa diburu dan diperdagangkan secara ilegal. Burung yang dianggap mewakili karakter masyarakat Jakarta yang dinamis ini harus bertahan di pulau-pulau kecil di Kepulauan Seribu terutama di Pulau Kotok dan Pulau Pramuka.

"Begitu juga bubut jawa (Centropus nigrorufus) yang nasibnya ikut terancam," lanjut Dwi.

Burung yang termasuk suku Cuculidae ini merupakan penghuni ekosistem bakau yang terancam punah dengan kategori Rentan (Vulnerable/VU). "Jenis ini semakin sulit ditemui, walaupun beberapa individu masih bisa dijumpai di kawasan Suaka Margasatwa Muara Angke," kata Dwi.

Berdasarkan data BirdLife International 2011, populasi Bubut Jawa diperkirakan berkisar antara 2.500-10.000 ekor (individu dewasa). Secara keseluruhan, Bubut Jawa mengalami penurunan populasi akibat penangkapan untuk perdagangan. Suaka margasatwa Muara Angke yang menjadi habitat burung ini juga terancam polusi air, rendahnya regenerasi hutan bakau, serta tekanan pembangunan di sekitar kawasan.

"Birdlife Internasional telah memasukkan Suaka Margasatwa Muara Angke sebagai salah satu daerah penting bagi burung di Pulau Jawa. Tata guna lahan yang tepat dan penertiban pembangunan sesuai peruntukan lahan harus dilakukan, sebelum ancaman bencana ekologis di wilayah perkotaan semakin nyata," harap Dwi.

(cha/fay)

SSC Tak Terawat, Mangkrak Jadi Sarang Burung Walet

suarasurabaya.net| ??Keberadaan Surabaya Sport Center (SSC) di kawasan Pakal yang dibangun Pemkot Surabaya dengan nilai Rp440 miliar itu sampai sekarang menjadi gedung bangunan yang mubazir.

Sampai hari ini belum ada event olahraga bertaraf nasional atau internasional yang digelar di SSC.

Bahkan beberapa warga kemudian memanfaatkan bagian-bagian gedung SSC yang mangkrak itu sebagai sarang burung walet. Warga pun mendapatkan keuntungan dari sini.

Pantauan Rangga reporter Suara Surabaya, Senin (7/11/2011), dilihat dari luar gedung juga cukup menyedihkan. Tidak tampak kalau bangunan itu pernah disebut sebagai pusat kegiatan olahraga terlengkap kebanggaan Kota Surabaya. Rumput-rumput di luarnya tak terurus, apalagi di bagian dalam. Karena hampir tidak pernah dipakai, yang terasa adalah suasana pengap, dan seram.

Ini masih ditambah bau pesing di beberapa tempat. Tampak juga banyak kran kamar mandi yang mati. Sampah yang berserakan di ruang ganti pemain sepak bola dan banyak lampu penerangan yang juga mati.

Praktis hanya tinggal kenangan dan kebanggaan saja yang tersisa di SSC. Karena sejak diserahterimakan dari PT Adhi Rechon ke Pemkot Surabaya pada akhir April lalu sampai sekarang SSC tidak ada yang mamakainya.

Kepada reporter Rangga, Moch Machmud, Ketua Komisi B DPRD Surabaya mengatakan, kalau sejak awal keberadaan SSC dikatakan sebagai musibah, bukan berkah bagi Surabaya. Karena keberadaannya tidak memberikan konstribusi bagi Pemkot dan masyarakat Surabaya. Selain itu, tujuan SSC untuk menghidupkan kawasan Surabaya Barat sudah gagal total. Padahal biaya perawatannya menelan anggaran Rp 1,5 miliar per tahun.

Dengan demikian, pembangunan mega proyek Pemkot itu justru merugikan dan membebani Pemkot.

Salah satu masalah utamanya menurut dia adalah belum terbangunnya akses sekitar yang memadai, dan sangat tidak strategis ketersediaan lapangan parkir berikut sarana prasarana pendukung lain. Hal ini membuat penyelengara kegiatan akan berpikir ulang mengadakan kegiatan di sana.

??Anda tentu masih ingat dengan rencana Timnas sepakbola yang akan melakukan pemusatan latihan di SSC, akhirnya batal karena PSSI menganggap akses jalan dan sejumlah sarana di SSC tidak layak.

Karena itu Moch Machmud meminta Pemkot Surabaya segera bertindak supaya SSC bisa bermanfaat, misalnya kerjasama dengan pihak ke tiga. Setidaknya ada kegiatan di SSC yang bisa menunjukkan Surabaya Sport Center bukan proyek Rp440 miliar uang rakyat yang habis sia-sia.(ran/ipg)

Burung Gelatik Ternyata Bisa Berduet

Gelatik Ekor Polos (Pheugopedius euophrys)
NEW YORK, KOMPAS.com - Burung gelatik berekor polos yang hidup di Andes di pantai barat Amerika Selatan menunjukkan kemampuan yang tak dimiliki burung lain. Mereka bisa "bernyanyi" duet.
Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa sepasang gelatik jantan dan betina bisa bekerja sama menghasilkan nada dengan durasi 3-4 per detik. Suara itu terdengar seperti nyanyian. Tiap individu berusaha menanggapi apa yang dilakukan pasangannya, menyesuaikan waktu dan nada sehingga menghasilkan melodi apik.
Eric Fortune, pakar ilmu syaraf dari John Hopkins University yang melakukan penelitian itu, mengatakan bahwa ritme duet antara dua gelatik menyerupai tarian manusia. Dalam publikasinya di jurnal Science, ia mengatakan bahwa berdasarkan hasil pindai otak, gelatik terus belajar layaknya manusia belajar koreografi. Gelatik bisa mengingat keseluruhan "lagu" yang dinyanyikan, bukan hanya bagian-bagian "lagu" itu.
Dalam dunia gelatik, betina selalu memimpin dalam bernyanyi. Betina menyanyikan melodi-melodi dasar yang kemudian dilengkapi dengan melodi yang lebih variatif oleh burung jantan.
Peneliti menilai bahwa betina memanfaatkan nyanyian untuk memilih pasangan yang tepat dalam bereproduksi. Ketika betina sedang sendirian, maka ia akan menyanyikan penuh semua bagian "lagu" dengan keras.
Tapi tak demikian dengan jantan. Mereka membuat lebih banyak kesalahan ketika berduet dan dalam "berlatih". Burung-burung jantan ini pun lebih malu-malu.

Ahli Burung dan Sosiolog Raih Habibie Award 2011

TEMPO/Imam Sukamto

Berita terkait


<a href='http://openx2.tempointeraktif.com/www/delivery/ck.php?n=a6f00733&cb=' target='_blank'><img src='http://openx2.tempointeraktif.com/www/delivery/avw.php?zoneid=400&cb=&n=a6f00733' border='0' alt='' /></a>
TEMPO Interaktif, Jakarta - Anugerah Habibie Award 2011diberikan kepada dua ilmuwan senior Indonesia, Soekarja Somadikarta dan Sajogyo. Masing-masing ilmuwan ini bergelut di bidang ornitologi dan sosiologi.

Menurut Yayasan Sumber Daya Manusia dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi selaku panitia penjurian Habibie Award, anugerah tahun ini diberikan karena kedua ilmuwan memenuhi beberapa kriteria mencakup inovasi, manfaat bagi masyarakat, promosi keilmuan, prestasi, dan konsistensi. Dari 19 orang yang diusulkan sebagai peraih penghargaan, hanya dua orang yang dinilai memenuhi keseluruhan kriteria. Kebetulan, kedua ilmuwan ini sudah memasuki masa sepuh.

"Seleksi pemenang dilakukan ketat oleh 21 juri yang berpredikat guru besar," ujar Ketua Yayasan SDM-Iptek Wardiman Djojonegoro saat jumpa pers di Gedung Habibie Center, Jakarta, Selasa, 8 November 2011.

Soekarja Somadikarta, kelahiran Bandung 21 April 1930, merupakan guru besar biologi di Fakultas MIPA Universitas Indonesia. Ia memperoleh gelar doktor dari Freie University Berlin, Jerman. Selama hampir setengah abad, ia mengabdikan diri untuk mempelajari dan memperkenalkan ilmu burung (ornitologi) di Indonesia. Berbagai karya ilmiahnya terbit di berbagai jurnal internasional.

Kegiatan penelitian juga ia lakukan di luar negeri. Beberapa institusi prestisius seperti Harvard University, The British Natural History Museum, Nationaal Natuurhistorisch Museum Leiden, dan Museum National d'Histoire Naturelle Paris, pernah mengundangnya sebagai peneliti tamu.

Pengabdiannya terhadap ilmu burung juga membuat dia memperoleh berbagai pengakuan internasional. Soekarja saat ini menjadi anggota kehormatan di The British Ornithologist Union dan pernah menjadi Presiden Kehormatan pada kongres internasional lembaga ini.

Peraih anugerah berikutnya, Sajogyo, merupakan ahli sosiologi yang mengkhususkan diri pada ekonomi pertanian. Pria kelahiran Karanganyar, 21 Mei 1926 ini merupakan pencetus Garis Kemiskinan Sajogyo.     

Meski gelar sarjana diraihnya dari Fakultas Pertanian Universitas Indonesia, Sajogyo aktif di bidang sosiologi. Doktor dari UI ini punya posisi unik dalam  dunia sosiologi, karena giat mempelajari sosiologi pertanian pedesaan. Ia mampu mendobrak perdebatan mengenai definisi kemiskinan dengan menawarkan definisi yang diterima luas.

Kelompok miskin menurut dia adalah rumah tangga yang mengkonsumsi pangan kurang dari nilai tukar 240 kilogram beras setiap tahun per kepala di pedesaan atau 369 kilogram setiap tahun per kepala di perkotaan. Dari sini, sosiologi mengenal istilah Garis Kemiskinan Sajogyo.

Sajogyo juga bergabung sebagai akademisi yang mengkritik program revolusi hijau yang merugikan petani gurem. Melalui naskah berjudul "Modernization Without Development in Rural Java" yang ditampilkan di seminar Food and Agriculture Organization (FAO) di Bangkok pada tahun 1973, ia menyinggung ketimpangan penguasaan tanah oleh petani kakap yang menyebabkan petani miskin kekurangan lahan.

Kritik atas modernisasi yang tidak memakmurkan ini, dia meminta pemerintah menyediakan program khusus yang memberikan kesempatan lebih besar kepada petani gurem. Sajogyo kemudian dikenal sebagai orang yang mengembangkan sosiologi masyarakat terpinggirkan.

Habibie Award rencananya akan diserahkan pada tanggal 10 November 2011 di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta. Menurut rencana, acara ini juga akan diisi oleh orasi ilmiah oleh Frans Magnis Suseno, peraih anugerah khusus Habibie Award tahun sebelumnya.

Tak Ditemukan Hewan Berpenyakit

SOREANG,(GM)-
Hasil pemantauan dan pemeriksaan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kab. Bandung terhadap hewan kurban yang dijual di wilayah Kab. Bandung selama seminggu, petugas tidak menemukan hewan yang berpenyakit atau tidak memenuhi syarat untuk kurban. Langkah selanjutnya, petugas akan memeriksa hewan yang dipotong untuk mengetahui apakah layak dimakan atau tidak.

Kabid Kesehatan Hewan Disnakan Kab. Bandung, drh. Euis Rohayani, Jumat (4/11), menuturkan, pemeriksaan hewan yang dijual kepada masyarakat untuk kurban dilakukan petugas Disnakan yang dibagi dalam 8 tim. Selaian memeriksa kesehatan hewan tersebut, petugas juga memeriksa apakah hewan tersebut sudah cukup umur untuk kurban atau tidak.

Menurut Euis, pihaknya juga memantau arus lalu lintas hewan dari daerah lain yang masuk ke Kab. Bandung. Sebab, bisa saja hewan yang terjangkit penyakit tersebut berasal dari luar Kab. Bandung.

"Kita terus pantau lalu lintas hewan juga. Hewan kurban yang berasal dari daerah lain harus sehat dan layak umur untuk kurban. Hal ini harus dipertegas dengan adanya surat keterangan dari Dinas Peternakan setempat," katanya.

Lebih lanjut Euis menuturkan, pihaknya juga pada Hari Raya Iduladha akan melakukan pemeriksaan hewan yang sudah dipotong. Sebab, bisa saja hewan itu berpenyakit seperti adanya cacing di hati hewan atau lainnya. "Kalau organ hewan itu mengandung penyakit, jelas tidak boleh dimakan karena berbahaya," katanya sambil menambahkan, untuk pemeriksaan hewan yang dipotong, pihaknya juga akan menurunkan 8 tim.

Koordinator tim pemeriksa dari Disnakan Kab. Bandung, drh. Suranto kepada "GM" di sela-sela pemeriksaan di daerah Soreang menuturkan, pemeriksaan hewan kurban ini cukup dengan melihat kondisi fisiknya. Pemeriksaan tersebut dengan melihat lubang alami seperti mata, hidung, dubur maupun mulut hewan tersebut. Karena kalau hewan itu mengandung penyakit, misalnya penyakit antraks, saat dicek dari lubang duburnya akan keluar darah. "Hewan berpenyakit akan terlihat lesu," jelasnya.

Menurut Suranto, bila ada hewan yang ketahuan tidak sehat, maka pihaknya akan meminta pedagang hewan mengembalikannya ke peternakan. "Makanya hewan yang kita periksa langsung diberi tanda layak atau tidak," tandasnya. (B.97)**
Setiap Hari 400 Ton Kotoran Hewan Cemari Citarum
| Heru Margianto | Rabu, 9 November 2011 | 15:01 WIB
Dibaca: 2241
|
Share:
Kompas/Agus Susanto Warga menjaring ikan di pertemuan lumpur yang mengalir di Sungai Citarum yang membelah Desa Cihea, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, April 2011 lalu.
SOREANG, KOMPAS.com — Setiap harinya, 400 ton limbah kotoran hewan ternak mencemari Sungai Citarum di Jawa Barat. Selain itu, sebanyak 250.000 kubik sampah rumah tangga pun ikut mengotorinya.
Dengan begitu, wajar apabila pada tahun 2007 sebuah lembaga riset independen internasional menetapkan Sungai Citarum sebagai sungai terkotor didunia. Sebab, sungai yang seharusnya dijaga dengan baik malah disalahgunakan.
Demikian disampaikan oleh Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Hasanudin, saat memberikan sambutan pada Pencanangan Penggalian Pertama Pekerjaan Rehabilitasi Pengendalian Banjir Citarum di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (9/11/2011).
"Selain itu, di sepanjang pinggir Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum banyak alih fungsi lahan. Lahan kritis yang dilintasi DAS Citarum mencapai 46.000 hektar. Berbagai upaya yang telah kita lakukan sama sekali belum bisa dapat mengatasi banjir," ujarnya.
Dijelaskannya, limbah ternak itu berasal dari sentra peternakan hewan yang ada di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Sebab, pada umumnya para peternak itu menjadikan Citarum sebagai tempat membuang sampah dan limbah.
Akumulasi permasalahan yang menyebabkan banjir, di antaranya, penggundulan kawasan hulu, penurunan air muka tanah akibat penggunaan berlebih, sedimentasi, dan buangan sampah ke sungai. Selain itu, posisi geografis kawasan Bandung yang berada di daerah cekungan menyebabkan daerah ini mempunyai potensi tergenang air yang cukup tinggi.
Ia berharap upaya pengerukan terhadap Sungai Citarum ini menjadi proses rehabilitasi upaya pengendalian banjir yang sering kali menimpa warga di tujuh kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung, seperti Kecamatan Rancaekek, Solokan jeruk, Majalaya, Ciparay, Bojongsoang, Baleendah, dan Banjaran.
Sementara itu, Bupati Bandung Dadang Naser mengatakan, keberadaan Citarum sangatlah penting. Terlebih sungai terbesar di Jawa Barat melewati beberapa kabupaten atau kota, mulai dari Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Purwakarta, hingga Kabupaten Bekasi.
"Untuk mengatasi hal ini, kami Pemkab Bandung akan melakukan beberapa strategi, di antaranya gerakan vegetatif (penanaman) kawasan hulu sungai hingga hilir. Penyadaran atau rekayasa sosial agar masyarakat mencintai Citarum dan melakukan penyodetan atau pengerukan," ujarnya.
Menurutnya, ditetapkannya Citarum sebagai sungai terkotor di dunia harus menjadi motivasi bagi semua komponen masyarakat agar terlibat dalam memperbaiki Citarum. Diceritakannya, sewaktu dirinya kecil masih bisa menikmati berenang di Citarum dan memancing ikan.
"Tapi, sekarang ikan yang ada di Citarum hanyalah ikan sapu-sapu saja. Butuh komitmen semua pihak, bukan secara sendiri-sendiri dalam membenahinya," ujar politisi Partai Golkar ini.
Sumber :
ANT


Berkeliaran Bebas, Puluhan Hewan Langka Terpaksa Ditembak Mati

Komodo
Foto: AFP
Marietta - Sebanyak 56 hewan langka berkeliaran bebas di Ohio, Amerika Serikat. Pemiliknya membebaskan hewan-hewan tersebut sebelum akhirnya bunuh diri. Akibatnya polisi setempat harus menembak mati beberapa hewan tersebut.

Polisi terpaksa menembak mati hewan-hewan itu karena khawatir warga akan terluka. Namun penembakan hewan itu diprotes oleh petugas konservasi. Menurutnya, sebagian hewan yang ditembak mati seperti 18 harimau Bengal merupakan hewan langka yang seharusnya dilindungi.

Seperti dilansir AFP, Kamis (20/10/2011), salah satu polisi setempat, Sheriff Matt Lutz, mengatakan petugas tiba di lokasi peternakan pada malam hari dan melihat banyak binatang buas berkeliaran bebas.

"Keselamatan publik adalah nomor satu yang kami perhatikan. Kami tidak berbicara tentang hewan peliharaan rumah seperti kucing atau anjing," kata Lutz.

Dia memuji keberanian para petugas yang meninggalkan mobil patroli untuk menghadapi binatang hanya dengan bersenjatakan pistol. Namun ia berharap mereka tidak pernah menghadapi kejadian mengerikan seperti ini lagi.

"Kami tidak pergi ke akademi dan dilatih tentang bagaimana menangani harimau Bengal. Aku hanya senang mereka memiliki keberanian untuk keluar dari mobil," ujarnya.

Beberapa saat setelah itu, tim SWAT dan ahli dari Kebun Binatang Columbus dipanggil untuk membantu berburu binatang. Sementara para warga diperingatkan agar tetap tinggal di rumah mereka masing-masing.

"Ada satu harimau yang sangat agresif terpaksa ditembak mati setelah harimau itu bertingkah liar kemudian lari menuju hutan. Sebelumnya ia sempat ditembak dengan obat bius namun tak mempan," kisah Lutz.

Hewan-hewan yang ditembak petugas antara lain dua serigala, enam beruang hitam, dua beruang Grizzly, sembilan singa jantan, delapan singa betina, satu beruang gunung, dan babon. Sementara polisi hanya berhasil menangkap hidup-hidup sebanyak enam binatang yakni seekor beruang Grizzly, tiga macan tutul dan dua monyet. Malang bagi seekor monyet yang tewas tertabrak mobil.

Hewan yang berhasil diselamatkan akan dibawa ke kebun binatang. Pemerintah Ohio memperbolehkan seseorang memiliki hewan liar namun dibatasi oleh undang-undang yang berlaku.

(feb/vit)
sudah cukup dikenal sejak lama. Ia termasuk binatang langka yang dilindungi. Ada yang menduga bahwa si Komo adalah kerabat dinosaurus dari Timur. Bahkan ada yang meyakininya sebagai naga raksasa yang  menyeramkan. Legenda yang berkembang di tengah masyarakat setempat menganggap Komodo adalah keturunan Ora --saudara kembar manusia dari rahim Putri Naga yang menikah dengan Empu Najo.

Para ilmuwan berlomba menguak misteri hewan bernama latin, Varanus komodoensis itu. Dia digolongkan sebagai kadal raksasa, dengan nama Komodo.
Kawanan hewan langka itu melata di sekitar Taman Nasional Komodo, di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Pulau itu seperti gugus kehijauan yang mengapung di laut sunyi. Dengan perahu bermotor, dia bisa dijangkau dalam tempo 1,5 jam dari pelabuhan di daratan terdekat, Labuan Bajo.
Sejak diperkenalkan oleh Belanda kepada dunia pada 1912, si Komo pun menjadi aset wisata negeri ini. Bahkan, Pulau Komodo sudah diakui Unesco sebagai cagar manusia dan biosfer pada 1986. Lalu, pada 1991, pulau itu juga meraih gelar warisan dunia (world heritage). Lantas mengapa ngotot mendapatkan gelar New7Wonders?
Menurut JK, Komodo bukan satu-satunya berjuluk warisan dunia. Ada sekitar 900 tempat punya gelar serupa. Hal itulah yang membuat kunjungan turis ke Pulau Komodo tak kunjung meningkat.
“Selama hampir 20 tahun, tidak didukung promosi, akhirnya jumlah pengunjung Komodo hanya 50 orang tiap harinya. Sekarang, setelah ada kampanye, meningkat 100 persen. Target kita sampai 500 orang per hari,” ujar JK. (HP

Hewan Langka Ini Luput dari Pembantaian


Ular Kobra (Foto: Ist)
KUALA LUMPUR - Pihak berwenang Malaysia menyelamatkan sekira 450 ular kobra dan penyu yang dinilai langka. Ratusan binatang langka tersebut rencananya akan dipasarkan sebagai menu santapan.

Pihak kepolisian mengatakan, hewan-hewan ini akan dibawa ke Thailand untuk didistribusikan ke restoran-restoran yang biasa menyediakan daging hewan eksotis tersebut.

"Kami menyita 302 ular kobra Asia, 145 penyu dan seekor kukang," ucap Deputi Direktur Pengawas Hewan Langka Malaysia Celescoriano Razond, seperti dikutip ABC News, Jumat (28/10/2011).

Dua orang tersangka berhasil diamankan oleh pihak berwenang Malaysia saat ini. Keduanya kemungkinan besar akan didakwa atas kepemilikan tidak sah atas hewan dilindungi. Keduanya diancam hukuman dua tahun penjara dan denda yang cukup besar. 

Mereka berencana menyelundupkan binatang-binatang langka tersebut melalui perbatasan Malaysia dan Thailand, di wilayah Kedah. Gagalnya aksi penyelundupan ini menunjukan bahwa aktifitas penjualan hewan langka masih terus marak. 
(faj)

Jelang Idul Adha, Disnakan Cianjur Intensifkan Pemeriksaan Hewan Kurban

CIANJUR, (PRLM).- Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur mengintensifkan pemeriksaan hewan yang dijual pedagang untuk kebutuhan kurban menjelang Idul Adha nanti. Langkah tersebut dilakukan sebagai upaya antisipasi sekaligus memberikan jaminan kepada masyarakat terkait hewan kurban yang aman, sehat, utuh, serta halal.
Kepala Bidang Kesehatan Ikan, Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Disnakan dan kelautan Kab. Cianjur Adianto Wahidin mengatakan, pemeriksaan hewan diintensifkan sejak H -10 hingga H+2. Untuk optimalisasi pemeriksaan, pihaknya menerjunkan puluhan petugas terdiri dari mantri dan petugas penyuluh lapangan (PPL) serta petugas dinas.
“Hasil pemeriksaan sementara terhadap hewan yang dijual pedagang, kami belum menemukan ada penyakit yang membahayakan kesehatan manusia," ujarnya.
Dikatakan Adianto, pemeriksaan hewan dilakukan di kandang-kandang peternak, pasar hewan, lapak-lapak penjualan hewan hingga masjid atau mushola yang tempat pengumpulan hewan kurban. Selain itu dilanjutkan dengan pemeriksaan hewan di tempat pemotongan hewan kurban. “Petugas yang ada secara bergiliran datang ke lokasi-lokasi yang sudah ditentukan. Pemeriksaan dilakukan di Cianjur, Cipanas, Ciranjang dan Cikalong,“ tuturnya.
Adianto mengatakan, dari data yang dihimpun populasi ternak di Kabupaten Cianjur, di antaranya sapi potong mencapai 26.263 ekor, kambing 101.344 ekor, dan domba 253.092 ekor. Dari jumlah tersebut kebutuhan ternak untuk kurban, diperkirakan domba 10.000 ekor, kambing 400 ekor, dan sapi potong 1.000 ekor.
"Hewan yang berasal dari luar Cianjur, dilakukan pemeriksaan kelengkapan surat kesehatannya dari daerah pengirim. Selain itu hewan kurban yang sudah diperiksa dan dinyatakan sehat, diberi tanda khusus,“ katanya. (A-116/das)***

Post new comment

Konten ini di bersifat pribadi dan tidak akan diperlihatkan kepada publik If you have a Gravatar account, used to display your avatar.
Informasi lanjutan tentang opsi format HTML yang berlaku.
.








Get a new challenge
Get an audio challenge
Help




  • 3 jam 40 menit ago

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews